Kamis, 10 Maret 2011

ANAK vs KURIKULUM

Posted by ABDURROCHMAN 06.16, under | No comments

ANAK VS KURIKULUM
Oleh : Abdul Rochman

I. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi anak didik dengan sengaja baik jasmani, akal, maupun jiwanya, dengan tujuan agar terjadi perubahan yang lebih baik, sehingga akan mendapatkan kehidupan yang layak di dunia maupun di akhirat.
Agar tujuan tersebut di atas dapat tercapai dengan baik, maka dalam proses pendidikan, dibutuhkan suatu seni dan pengetahuan yang tepat untuk mempengaruhi anak didik tersebut.
Dalam perkembangan dunia pendidikan, banyak bermunculan teori pendidikan baru tentang upaya untuk menghasilkan anak didik dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu muncullah beberapa mashab atau aliran yang berorientasi baru dalam pendidikan.
Dari kesekian banyak orientasi baru dalam pendidikan, ada orientasi baru mengenai keseimbangan antar anak dan kurikulum. Orientasi ini sangat hangat dibicarakan, karena setiap pengajar akan merasakan hal ini.

II. Anak vs Kurikulum model lama.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, seorang pendidik selalu dihadapkan kepada dua pilihan, berorientasi kepada kurikulum atau berorientasi ke anak didik. Namun dalam kenyataanya, pengajar lebih banyak berorientasi ke kurikulum.
Hal ini dilakukan karena beberapa alasan :
1. Tuntutan dari lembaga yang ingin eksis keberadaanya.
2. Tuntutan dari ebtanas yang mengharuskan standarisasi materi pelajaran
3. Tuntutan dari sistem pengajaran yang harus selesai.
4. Tuntutan dari masyarakat, khususnya orang tua murid yang ingin anaknya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan dari lembaga pendidikan populer
5. Tuntutan–tuntutan lainnya.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka seorang pengajar, selalu cenderung untuk menyelesaikan bahan ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah dibuat, tanpa harus melihat kondisi anak didik, apakah mereka bisa menyerap semua pelajaran yang telah diajarkan atau tidak.
Dalam kondisi seperti ini, proses pendidikan diasumsikan sebagai proses mentransfer pengetahuan kepada anak didik. Anak didik diibaratkan botol kosong yang harus diisi, kewajibannya hanya menerima dan menangkap pelajaran, patuh serta taat kepada sang pengajar.
Dalam proses seperti tersebut di atas, maka muncullah masalah-masalah yang antara lain :
1. Anak didik kurang aktif dan kreatif, karena dalam proses belajarnya, mereka tidak termotivasi dengan baik.
2. Tertanamnya sikap mental anak didik yang hanya ingin mengejar target, pelajaran tanpa memperdulikan kualitas pemahaman pelajaran.
Dengan munculnya masalah-masalah tersebut di atas, maka pendidikan yang hanya berorientasi kepada kurikulum, belum dapat menghasilkan anak didik yang diharapkan.

III. Anak vs Kurikulum yang diharapkan
Suatu dilema bagi seorang pengajar untuk memilih antara berorientasi kepada anak atau berorientasi kepada kurikulum. Sebagian besar dari mereka akan lebih mudah untuk mengambil salah satu dan mengabaikan yang lain. Akan tetapi untuk mendapatkan sesuatu yang terlengkap dan terbatas, maka kedua-duanya harus dipikirkan. Terlalu berorientasi kepada anak, akan menghilangkan segi-segi formal dalam mencapai target sasaran pelajaran, sedang terlalu berorientasi ke bidang studi pelajaran, akan menghilangkan faktor-faktor psychologi anak.
Untuk mengatasi suatu dilema di atas, sehingga mendapatkan yang terlengkap dan terbatas, maka mengambil keseimbangan antara anak dan kurikulum adalah suatu solusi yang paling tepat. Oleh karena itu upaya yang diperlukan adalah :
1. Kurikulum harus dikombinasikan dengan beberapa unsur, yaitu standar bidang studi yang akan dicapai, faktor psychologi anak, dan faktor lingkungan (daerah dimana anak itu berada, seperti wilayah Jakarta tentunya akan berbeda dengan daerah pedalaman Irian Jaya).
2. Mendorong, membangkitkan kesadaran belajar kepada anak didik agar mereka dapat memecahkan permasalahan-permasalahan. Dan ini merupakan jalan terdekat kependidikan untuk menangani kehidupan.
3. Menggunakan prisip-prinsip andragogi yang relevan

IV. Penutup
Sebagai penutup, maka dapat disimpulakn bahwa orientasi baru dalam pedagogi, khususnya orientasi yang berhubungan dengan kurikulum vs anak, yaitu dengan mengambil keseimbangan dan keselarasan antara orientasi kepada kurikulum dan orientasi kepada anak, sehingga akan menghasilkan orientasi baru yang terlengkap dan terbatas.



DAFTAR PUSTAKA

Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Learning, diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman (Bandung: Kaifa, 1999)

Abdul Hamid al Hasyimi, Ar-Risalah Al-‘Arabiyu Al Murabbi (Damsyiq: Jami’ Al Huquqimahfuzhah, 1981)

Knowles, Malcolm, The Modern Practice of Adult Education, (New York: Assosiation Press, 1977)

0 komentar:

Posting Komentar

Nama ditulis pada Pilihan Select Profile

Tags

PENDIDIKAN NILAI

IMAM GAZALI BERTANYA

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (Teka Teki ) :

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama sebelum menyesal".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT (Surah al-Ma'un (4-7). Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab = " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA (Surah 2:217). Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri "